Kisah Pencarian Ilmu ...

 


KISAH NABI MUSA As dengan Nabi Khidir AS

( Sebuah Perjalanan yang Penuh Hikmah dan Permisalan) oleh Her Budiarto
edit kembali oleh : As

Bagian 1:
Bismillahirrohmanirrohim
Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Siapa Nabi Musa As dan Tongkat nya.
Dengan nama Mu duhai Alloh, aku tuliskan kembali kisah yang penuh pelajaran bagi manusia yang telah Engkau kabarkan
pada Utusan Mu, yang kucintai Nabi Muhammad mutiara jagat yang tinggi disisiMu. Yakni kisah perjalanan seorang manusia
yang sangat logis Musa As, Nabi dan UtusanMu untuk menjadi pemimpin bagi keturunan Nabi Yaqub As putra Ishaq As bin 
Ibrohim kholilulloh. 
Dialah Musa AS yang Engkau gelari Kalimulloh. 
Segenap puji tak terhingga hanya milik Alloh yang maha Tinggi, aku panjatkan rasa syukurku kepadaMU, atas wujud diriku
lahir batin. Aku juga sampaikan terimakasih
Alhamdulillah kepada junjungan ku Nabi Muhammad SAW cahaya yang
menerangi kegelapan hati. Aku sampaikan pula Alhamdulillah rasa terimakasihku kepada pembimbingku (Mursyid) Syaikhunal 
Muchammad Muchtar bin Al­Haj Abdul Mu'thi, hormat ku dan taatku atas cahaya yang telah engkau warisi dari para Nabi dan
ulama warosatutul ambiya.. 
Kisah perjalanan Nabi Musa As. sesungguhnya telah jelas terukir dalam Kitab Mu Alqur'an dalam salah satu Surat Mu untuk
para manusia yang bernama Al Kahfi, pada ayat 60 sampai 82. 
Mari kita buka kitab Hudalinnas surat untuk kita Al­Khafi ayat 60­82. 
Aku berlindung diri kepada Mu dari tipudaya Syaithon yang dilaknat Alloh. 
Siapakah Musa yang seorang Nabi itu?
Dialah seorang lelaki anak dari Imron bin Yashar dan Yashar adalah putra Lawai putra Nabi Yaqub As. Yaqub As adalah putra
Nabi Ishaq As, dan Ishaq adalah putra Nabi Ibrahim As dengan Ibu Sarah. 
Jadi Nabi Musa adalah masih katurunan dari Nabi Ibrahim bapaknya para Nabi. 
Yang mempunyai tongkat sakti dari Tuhannya. 
Kawan­kawan tentu tahu tentang TONGKAT sakti yang Nabi Musa As. miliki itu. 
Tak apalah kiranya sebelum memasuki kisah pertemuannya dengan Khidir mari kita ulang ingatan kita tentang kehebatan
TONGKAT SAKTI Nabi Musa As. itu. 
Pertama, Tongkat  Nabi Musa As itu bisa menjadi ular besar atas izinNya. Ular itu menelan semua ular­ular buatan para
penyihir si Fir'aun laknatulloh yang memenuhi lapangan. Simbol apakah Ular ? 
Ular seperti yang kita kenal adalah hidupnya selalu berganti kulit, nylungsumi. 
Setiap kali sudah tua, maka ia kembali ganti kulit dan muda lagi. 
Ular adalah hewan yang memanjang, badannya memanjang, panjang. 
Simbol apakah ini? Bagi orang­orang yang berfikir mestinya faham. 
Sesungguhnya dalam penciptaan apa saja yang dibumi dan dilangit mengandung pelajaran. 
Yang kedua, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR AIR BAH 
Yang ketiga, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan ANGIN TOPAN besar.

Yang ke empat, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR BELALANG,.
Yang kelima, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR KUTU, 
Yang ke enam, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR KATAK, 
Yang ke tujuh, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR DARAH,
FA­ARSALNAA'ALAIHIMUT TUUFAANA WAL JAROODA WAL KUMMALA, WADZ DHOFAADI'A WAD DAMA (QS.7/A'rof
:133)
Artinya :
Maka Kami (Alloh) kirimkan kepada mereka (Fir'aun dan bala tentaranya) 1.TUUFAAN, 2. JAROODA (banjir belalang),  3. KUMMALA ( Banjir Kutu), 4. DHOFAADI'A (banjir katak) dan 5. AD DAMA ( banjir darah). Yang ke delapan, Tongkat Musa bisa untuk memukul BATU keras dan dari batu yang dipukul keluar AIR yang menghidupkan
(Maul Hayat).
IDLRIB BI'ASHOOKAL HAJAR, FAN FAJAROT MINHUTS NATAA'ASYROTA 'AINA (QS.2/Al­Baqoroh: 60).
Bagaimana Tongkat Musa bisa mengusir banjir Darah, Banjir Katak, Banjir Kutu dan banjir Belalang?
Ikuti sambungan cerita ini pada seri ke­2. 
Semoga Manfaat 
Alhamdulillahirobbil'alamin
Her Budiarto
Bagian 2 :
Bismillahirohmanirrohim. 
Kisah Nabi Musa AS danNabi Khidir AS(2).
Tentang Tongkat Nabi Musa AS.
Bagaimanakah kisahnya kedzoliman Fir'aun ada hubungannya dengan Tongkat Musa. 
Dari mulai ular sihir yang ditelan ular dari jelmaan dari Tongkat Musa. 
Kawan kiranya boleh kami sampaikan tipudaya Fir'aun laknatulloh pada Nabi Musa. 
Karena kedholiman Fir'aun yang sudah menjadi­jadi, mengaku­ngaku dirinya tuhan yang tinggi "Ana robbul'ala"
Maka didatangkan banjir KUTU. Disaku baju ada kutu, kasur ada kutu, dimakanan ada kutu, dipakaian ada kutu, disetiap
prabot ada kutu dan kutu. Kutu=kutu itu membuat rakyat Fir'aun berdemontrasi agar Fir'aun yang mengaku tuhan itu
menghilangkan banjir kutu yang gatal dan memusingkan.
Ternyata Fir'aun tak dapat membasmi kutu­kutu itu. Meskipun telah mengerahkan bala tentaranya. Malah kutu­kutu itu 
bertambah banyak membuat orang menjadi gila. 
Dan Fir'aun mendatangi Nabi Musa AS dan berkata" Ya Musa, Ud'ulana Robbaka bima 'ahida indaka la inkasyafta 'anna
rijzalanu­minanna laka wala nursilanna ma'aka banii Isrooila" ­ Artinya Wahai Musa, mohonkanlah untuk kami pada Tuhanmu dengan perantaraan kenabian yang diketahui Alloh ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilankgan azab( banjir kutu itu )dari kami maka pasti kami akan beriman kepadamu dan membiarkan Bani Isroil pergi bersamamu. 
Musa pun berdoa pada Alloh, kemudian atas perintah Tuhannya agar memukulkan tongkatnya sehingga kutu­kutu itu pun
lenyap. Tetapi apa?
Fir'aun mengingkari untuk beriman kepada Musa dan Alloh SWT. 
Lalu didatangkannya oleh Alloh katak hijau kelabu yang menjijikan diseluruh negri Mesir penuh dengan katak. Tidak ditadak
didalam rumah atau pun diluar rumah katak katak berloncatan sangat banyaknya. Kembali Fir'au di demo rakyatnya yang
takluk padanya. Meminta kalau memang Fir'aun itu tuhan maka agar mengusir katak­katak yang membanjiri negeri nya.  Fir'aun kewalahan, maka datang lah ia pada Musa dan meminta menghilangkan adzab berupa katak= katak yang meraja lela
dan jika bisa dikabulkan maka Fir'aun beserta bala tentaranya akan beriman pada Musa. 
Setelah Musa mengabulkan permintaan Fir'aun dengan berharap Fir'aun sungguh­sungguh mau beriman pada Alloh, maka
dipukulkan Tongkat nya Musa ke katak­katak yang membanjir itu seketika katak= katak itu menghilang atas izin Alloh. 
Fir'aun tetap ingkar, tidak beriman pada Musa. Maka Allopun mendatangkan banjir belalang, banjir darah dan juga TAUFAN. 
Secara berulang Fir'aun tetap tidak mau mengakui kenabiaNabi Musa meskipun telah berulang kali menunjukan Mukjizat 
Tongat untuk mengusir Banjir Belalang, Banjir Darah dan angin Taufan. 
Dan akhir Alloh pun menetapkan nasib Fir'aun laknatulloh harus ditenggelamkan di laut bersama pasukannya. 
Disini juga Tongkat Nabi Musa As, atas perintah Alloh membuat air laut terbelah menjadi 12 jalur dan menjadi dapat dilalui  dengan berlari oleh Nabi Musa As dan 12 suku bani Isroil. Begitu banyak nikmat pertolongan Alloh atas bani Isroil melalui Nabi 
Musa As. 
Bani Isroil telah diselamatkan dari penindasan Fir'aun, tetapi Bani Isroil banyak tidak bersyukur. 
Maka dimulailah awal mula Alloh memerintahkan Nabi Musa As. untuk menemui Hamba Alloh yang kemudian dikenal oleh kita
sebagai Khidir.
Latar Belakang Nabi Musa As. Diperintah Alloh untuk Bertemu Nabi Khidir As.
Ketika Nabi Musa As atas perintah Alloh berkhutbah dihadapan 12 suku Bani Isroil sebagaimana tertulis dalam Qur'an, " Wahai Bani Isroil, ingatlah kamu semua akan nikmat­nikmat Alloh yang telah Alloh nikmatkan atas kamu semua? Dan
Kami melebihkan atas kamu kelebihan dari umat­umat yang lain." (Al baqoroh/47)
Sebenarnya nikmat yang mana saja yang mesti diingat oleh bani Isroil? Diantara nikmat itu adalah : Pembebasan Bani Isroil dari perbudakan, penindasan dari Fir'aun, ini adalah nikmat terbesar, nikmat kemerdekaan bani Isroil. 
Yang kedua, Bani Isroil mesti ingat waktu dikejar­kejar Fir'aun bala tentaranya, maka atas izin Alloh melalui tongkat Nabi Musa
As, laut pun terbelah 12 setelah dipukul oleh Nabi Musa dengan Tongkatnya. 
Yang ketiga, Bani Isroil mesti ingat atas nikmat di saat kelaparan kemudian atas permintaan seseorang diantara mereka agar
meminta pada Nabi Musa untuk mendo'a agar Alloh mendatangkan makanan dari langit. Kemudian kelaparan mereka
tertolong makanan yang didatangkan dari langit atas izin Alloh. 
Yang ke­empat yaitu Nikmat bagi Bani Isroil ketika mereka kehausan tak ada air maka dengan Tongkat Nabi Musa As.  Dipukulkan ke BATU besar memancarlah mata air dua belas sehingga masing masing suku medapatkan satu sumber. 
Bagi kita apakah kisah Nabi Musa As. Memukul batu dengan sajaroh/tongkatnya itu hanya sekedar cerita masa lalu tanpa
pelajaran yang dapat dipraktekan?
Simbol apakah Tongkat Nabi Musa As itu bagi kita?
Perlambang apakah BATU besar yang dipukul dengan tongkat bisa memancarkan AIR segar menyegarkan. 
Disinilah fungsi Qur'an mesti kita praktekan, sebagai pelajaran, penuntun dan petunjuk bagi orang orang yang berfikir.

Ditengah­tengah khutbahnya Nabi Musa AS dihadapan Bani Isroil itu ada salah seorang yang bertanya kepada Nabi Musa AS,  dengan pertanyaannya, sebagai berikut " WAHAI NABI MUSA, SIAPAKAH ORANGNYA YANG PALING PANDAI SEKARANG 
INI?"
Di jawab oleh Nabi Musa As," AKU LAH ORANG PANDAI DIATAS BUMI INI"
Dengan pernyataan Nabi Musa inilah ALLOH maha mendengar siapa yang berkata baik dengan dilahirkan maupun didalam 
hatinya. 
Alloh langsung menegur Nabi Musa As. Dengan firmanNya," MUSA, ANAA LI ABDAANI HUWA A'LAMU MINKA…"
Artinya :"Wahai Musa, Aku mempunyai hamba yang lebih pandai dari kamu…"
Seperti sengat petir disiang bolong Nabi Musa mendapat teguran Alloh, dan dengan tunduk berkata," Dimanakah kami dapat 
bertemu hambaMu yang lebih pandai dari aku". 
Kemudian Alloh menjawab," Hamba­Ku bisa ditemui disuatu tempat yang disebut MAJMA AL BAHROIN". 
Dari sinilah awal pencarian Nabi Musa AS untuk bertemu hamba Alloh yang lebih pandai dari nya yang kita kenal dengan
Nama Nabi Khidir. 
Apakah Majma al Bahroin, dan bagaimana cara bertemu Khidir itu, ikuti sambungan kisah ini pada seri ke­3
Alhamdulillahirobbil'alamin
Her Budiarto
Bagian 3 :
Kisah Nabi Musa AS berguru pada Nabi Khidir As.(3).
Kuawali dalam bagian ketiga kisah yang diberitkan Tuhan melalui wahyu Nya kepada Nabi Muhammad SAW dengan sebuah
firman Nya dalam Qur'an :
"WALAQOD SHORROFANA FII HADAL QUR'AANI LINNAASI MINKULLI MASYALIN WA KAANAL INSAANU AKTSARO
SYAI WIJADALAN"
QS: Al Kahfi 54. Artinya :
"Dan sesungguhnya Kami telah mengulan­ulang bagi manusia di dalam Qur'an ini bermacam­macam perumpamaan.  Dan adalah manusia itu makhluk yang banyak membantah".
NabiMusa AS bertanya kepada Tuhannya,"Ya Robbii, kaifa lii bihii?" Wahai Tuhanku bagaimanakah caranya aku menemui hambaMu yang lebih pandai dari aku itu…?. 
Tuhanpun menjawab," Apabila kamu ingin bertemu hambaKu yang lebih pandai dari kamu maka dia tempatnya ada di 
Majma'al Bahroin itu adapun caranya yaitu kamu harus pergi kesana, tetapi bawahlah ikan yang telah mati(ikan laut)
dan ikan itu kamu tempatkan dalam kepis(tempat ikan) dan jika sampai pada suatu tempat ikan tersebut
menghilangdari tempatnya karena hidup kembali, maka disitulah tempatnya hambaKu yang lebih pandai dari kamu"
Kemudian Nabi Musa melakukan persiapan untuk pergi kesuatu tempat yang belum pernah ia ketahui yang namanya adalah
Majma'al Baroin. Nabi Musa pun pergi ke pasar untuk membeli ikan laut yang akan dijadikan bekal dan petunjuk dimana
tempatnya hamba Alloh yang lebih pandai darinya. Setelah mendapatkan ikan dan bekal yang cukup maka Nabi Musa AS
berangkat bersama seorang muridnya yang bernama Yusya. Yusya ditugasi membawa bekal­bekal untuk perjalanan termasuk
ikan yang ada dalam kepis.
Siapakah Yusya itu dan apa hubungan nya dengan Nabi Musa AS.
Yusya murid Nabi Musa As adalah putra dari Nun putra dari Ifrosun putra dari  Nabi Yusuf As. Nabi Yusuf adalah putra Nabi 
Yaqub As putra dari Nabi Ishaq As.putra Nabi Ibrahim As. Jadi pemuda yang bernama Yusya itu silsilahnya bertemu di Nabi 
Yaqub AS.

Untuk Mencapai Bertemu Yang Diberi Anugrah Khusus Perlu Bertahun Tahun:
Alloh berfirman dalam Qur'an," WAIDZ QOOLA MUSA LIFATAAHU LA ABROKHU HATTA ABLUGHO MAJMA'AL
BAHROIN AU AMDLIYAA HUKUBAAN"
Artinya :
"Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada muridnya,' aku tidak akan berhenti (berjalan), sebelum sampai ke Majma'al 
Bahroin (pertemuan dua lautan) atau aku akan berjalan sampai bertahun­tahun'. Q.S Al Kahfi/60. 
Dari ayat itu Nabi Musa AS dan Yusya bertekad untuk berjalan meskipun bertahun­tahun menyuri pantai. 
Kata Hukubaan adalah jamak dari Hakibah adalah bertahun­tahun (lebih dari 80 tahun).
Inilah pelajaran bagi kita jika kita mempunyai maksud yang mulia (yang diridloi Alloh ) maka mesti punya tekad kuat dan
pantang menyerah meskipun berpuluh­puluh tahun. 
Dalam perjalan Nabi Muhammad SAW pun untuk mencapai hidup yang mendapat petunjuk Tuhan dilakukan kholwat
bertahun­tahun sebelum wahyu itu diturunkan pada Nya. 
Bagaimanakah kita ini yang bercita­cita jadi manusia yang sholih, muttaqin? Apakah cukup santai­santai saja tiada
kesungguhan mencapai keridloan Alloh. 
Kembali pada perjalanan Nabi Musa As dan muridnya yang telah menyusuri pantai untuk mencari tempat pertemuan dua
lautan. 
Didekat pertemuan dua lautan itu ada batu besar "Shokhro" (kalau batu kecil Hasho, batu sedang Hajarun). Didekat batu
besar Shokhro ada sumberan air "MAUL HAYAT".  Air yang bila mengenai sesuatu yang telah mati bisa hidup kembali. 
Inilah patokan yang mesti dipegang oleh Nabi Musa As. Pesan Alloh jika sampai ditempat air yang bila mengenai ikan yang
akan dijadikan lauk dan bisa hidup lalu berenang ke laut itulah tandanya Majma'al Bahroin sudah dekat.
Sejak pagi kedua anak manusia itu berjalan tiada hentinya, dibawah terik matahari pun terus dijalaninya demi suatu ketinggian
disisi Alloh. Di atas pasir pantai yang panas diterpa angin laut yang semilir ditemani ombak yang berkejaran terus berjalan
hingga tak terasa Nabi Musa As sangat kelelahan sekali, lalu Nabi Musa As pun beristirahat dibalik bayangan batu besar
Shokhro, dan terlelap tidur. Sedang pemuda Yusya tidak tertidur, ia menjaga Nabi Musa As yang terlelap keletihan keduanya lupa makan bekal yang telah disiapkan. Pada saat Nabi Musa tertidur inilah Yusya simurid Nabi Musa As mengalami kejadian
ajaib. 
Ikan yang akan dijadikan lauk itu melompat ke air dan hidup lalu berenang ke tengah lautan. 
Yusha tertegun­tegun akan keajadian ini. 
Tidak lain ikan yang mati itu terkena percikan sumber air maul hayat didekat batu itu. 
Dan Yusha pun terlupakan untuk menceritakan kejadian aneh ini kepada Nabi Musa As., sehingga keduanya terus berjalan
kembali sampai jauh. 
Sampai suatu ketika Nabi Musa AS teringat akan bekan makanannya untuk dimakan maka dimintanya bekal yang dibawa oleh
Yusya. Dan Yusya pun baru menceritakan tentang ikan yang secara aneh melompat ke laut dan berenang, sebagai mana
dikabarkan Alloh dalam Qur'an surat Kahfi :
"Maka tatkala mereka sampai ke suatu pertemuan dua lautan itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. Maka tatkala mereka telah berjalan lebih jauh, berkatalah Musa," Bawalah ke mari 
makanan kita sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini". 
Lalu Muridnya menjawab,"Tahukah Wahai Nabi Musa, tatkala kita mencari tempat berlindung dibalik batu tadi, maka
sesungguhnya akau lupa menceritakan tentang ikan itu dan tiadalah yang melupakan aku untuk menceritakan kecuali
syaithon dan ikan itu mengambil jalan ke laut dengan cara yang aneh sekali". 
Maka Musa berkata," Itulah tempat yang kita cari". Lalu keduanya kembali mengikuti jejak kakinya semula.

Apakah hikmah dibalik kata" Majma'al Bahroin"
Apakah hanyalah sekedar tempat pertemuan dua lautan, dimana kedua air laut itu tidak saling bercampur. 
Yang satunya laut itu berasa tawar dan yang satu lagi berasa Yang satunya laut itu berasa tawar dan yang satu lagi berasa asin. Diantara dua laut itu seolah­olah ada pembatas yang
transparan, keduanya tidak saling melampoi. 
Pelajaran yang bisa kita petik adalah apabila kita ingin mencapai kehidupan yang benar­benar beruntung disisi ALLOH, sesuai 
tujuan manusia hidup maka mesti mempertemukan dua lautan ILMU. Yang kedua ilmu itu sangat jelas batas­batasnya. 
Yaitu Ilmu tata lahir yang disebut Ilmu Syariat dan yang kedua Ilmu tata bathin, yaitu dikenal dengan nama Ilmu hakikat.
Dengan menggabungkan kedua Ilmu itu dalam hidup kita maka kita akan menjadi benar­benar hidup. 
Hidup yang hakiki. Hidup sejati. 
Untuk mendapatkan Ilmu Syariat mesti belajar kepada para Ulama ahli syariat dan untuk belajar Ilmu Hakikat, maka mestilah
belajar pada Ulama Ahli Hakikat. 
Inilah sesungguhnya symbol Nabi Musa AS sebagai Ahli Ilmu Tata Lahir, dan Nabi Khidir AS adalah symbol Ahli Ilmu Bathin, 
ILmu hakikat, Ilmu yang tersembunyi. 
Bagaimana pertemuan keduanya Nabi Musa dan Nabi Khidir. Serta apa syarat­syarat belajar kedua Ilmu itu. Ikuti sambungan
cerita ke­4. 
Semoga dapat difahami dan membawa kepada petunjuk kepada orang­orang yang benar­benar berfikir.  Wasalamu ala manit taba alhuda
Wasalamu alaikum wr.wb. 
Her Budiarto
Bagian 4 :
Bismillahirohmanirrohim, 
Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS (4)
Pertemuan Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS.
FAWAJADA ABDAN MIN IBAADINAA AATAINAAHU ROMATAN MIN'INDINAA WA'ALLAMNAAHU MIN LADUNNA 
'ILMAN.
Artinya : Maka (Musa dan Yusya)
bertemu hambaKu diantara hamba­hambaku yang Aku beri ROHMAT khusus
kepadanya dan yang Aku ajarkan kepada Ilmu dari Ilmu­Ilmu Alloh ( Ilmu Laduni).QS Al Kahfi 65.
Setelah Nabi Musa AS bersama Yusya berjalan menyusuri tapak kaki mereka akhirnya sampai kembali ke tempat Batu Besar
Shokhro yang didekatnya ada Sumber Air Kehidupan (Maul Hayat) dan didekat batu itu telah ada seorang hamba Alloh yang
dijanjikan bertemu dengaNabi Musa AS. 
Padahal pada kali yang pertama datang ditempat itu bahkan sampai tertidur lama ditempat itu tidak didapat hamba Alloh
tersebut.
Siapakah hamba Alloh yang telah mendapat Rohmat khusus dan Ilmu langsung dari sisi Alloh?
Dia adalah Bun­ya putra Malkan bin Amir. 
Amir putra dari Sholikh putra Arfakhsyad putra dari Syam bin Nabi Nuh As. 
Bun­ya bin Malkan ini pada akhirnya dikenal oleh kita namanya Nabi Khidir, meskipun Al­Qur'an hanya menyebut secara
umum " HambaKU diantara hambaKu yang telah mendapat ROHMAT khusus dan diajari Ilmu Alloh langsung.

Tentang Ilmu Laduni / Ilmu Ghoib.
Dari kata "Ladunna Ilman" ini kemudian muncul kata­kata Ilmu Ladunni dan orang banyak mengatakan bahwa Ilmu Ladunni 
adalah Ilmu yang datang langsung dari Alloh tanpa melalui malaikat Jibril AS. 
Dan semua orang bisa mendapatkan Ilmu Ladunni ini. 
Adapun Ilmu yang tergolong kelompok Ilmu ini ada juga disebut Ilmu Warotsah dan Ilmu Firotsah. Ilmu­ilmu ini tidak dapat 
dipelajar. 
Yang ada dalam kitab­kitab adalah bagaimana cara mencapai Ilmu  Ladunni itu.Bukan ilmu ladunni itu sendiri. Ilmu Ladunni 
adalah ilmu pemberian dari Alloh langsung.
Mengapa Bun­ya bin Malkan dikenal dengan sebutan Khidlir?.
Bun­ya  disebut Khidlir karena pada awalnya setiap kali Bun­ya Sholat maka keadaan sekeliling nya mejadi terlihat bersinar
hijau.  Hijau bahasa arab­nya AHDLORU, kemudian menjadi Khidlir. 
Demikian Syaikh Muchammad Muchtar bin Abdul Mu'thi menerangkan dalam kitab Ma'ul Hayat­nya. 
Setelah Nabi Musa AS bertemu dengan Bun­ya maka Nabi Musa menyampaikan salam, "Assalamu 'alaikum warohmatullohi 
wabarokaatuh" dan dijawab oleh hamba Alloh yang sedang duduk itu dengan suara yang rendah," Bi Adrikas Salam". 
Kemudian Nabi Musa berkata," Saya ini Musa". 
Bun­ya kembali menegaskan," Apakah kau Musa bani Isroil…?"
Musa jawab," Ya, saya Musa bani Isroil…"
Bun­ya bertanya lagi," Musa ?, Bukankah kamu itu orang yang di Bani Isroil orang sangat sibuk mengurus umat yang begitu 
banyak ? mengapa sampai disini ?"
Musa menjawab,"Wahai hamba Alloh, memang aku datang ke tempat kamu ini diperintah Tuhanku untuk menemui kamu.  Karena sesungguhnya Tuhanku menyuruh aku belajar Ilmu kepada kamu".QOOLA INNA ROBBI ARSALANI ILAIKA BIT
TABI'IKA WA TA'ALLAMU ILAIKA. 
Setelah Musa berkata begitu, ada seekor burung menyahut air dilautan, lalu air itu menetes dihadapan Nabi Musa dan Bun­ya.  Dan Bun­ya pun berkata, " Musa,…ilmu saya dan ilmu kamu serta ilmu seluruh manusia di bumi ini dari awal sampai akhir itu
hanyalah seperti setetes air yang jatuh dihadapan kita  dari burung tadi dibanding dengan air lautan yang terbentang di muka
bumi ini. 
Dan kamu Musa bukankah pernah berkata bahwa INNAKA A'LAMU AHLAL ARDLI ­ Aku ini lebih pandai dari semua
manusia di bumi  ?"
Mendengar perkataan yang tajam seperti diatas Nabi Musa AS terdiam saja, karena dalam hatinya meng­iya­kan bahwa
dirinya pernah berkata begitu, yang dengan itulah membuat Alloh menyuruhnya belajar kepada Bun­ya di tempat ini.  Setelah Nabi Musa merasa yakin dengan orang yang ada dihadapannya adalah orang di maksud oleh Tuhannya maka Nabi 
Musa pun memohon keridloan kepada Bun­ya untuk berguru kepada nya dengan berkata :
QOOLA LAHUU MUSA, HAL AT TABI'UKA'ALAA AN TU'ALLIMANI MIMMA 'ULIMTA RUSYDAAN(66) QOOLA INNAKA
LAN TASTATI'A MA'IYA SHOBRON(67) WAKAIFA TASHBIRU'ALAA MALAM TUKHITH BIHI KHUBROON (68) QOOLA 
SATAJIDUNII INSYA ALLOOHU SHOOBIRON WALAA A'SHII LAKA AMRON(69).
Artinya :
Musa berkata," Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepada ku ilmu yang benar diantara ilmu­ilmu
yang telah Alloh ajarkan pada kamu…"

Jawab hamba Alloh itu," Sesungguhnya kamu Musa sekali­kali tidak sanggup sabar bersama ku.Dan bagaimana kamu dapat  bersabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu."
Musa pun menjawab," Insya Alloh kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar dan tidak akan menentang kamu
dalam sesuatu urusanpun"
KemudiaNabi Musa bertanya, " Kalau aku sanggup mengikuti kamu, apakah persyaratannya ?"
Dan dijawab oleh Bun­ya, "QOOLA FAINIT TABA'TANII FALAA TAS ALNII'ANSYAI­IN HATTA UHDITSA LAKA MINHU 
DZIKROON" (70). 
"Jika kamu mengikuti ku maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri 
menerangkannya kepadamu."
Kawan perhatikanlah persyaratannya belajar Ilmu Khusus ini yang disampaikan oleh Alloh kepada kita melalui kutipan
perkataan Nabi Khidlir. 
Syaratnya adalah JANGANLAH BERTANYA ATAS SESUATU APAPUN YANG MENGUNDANG INGIN TAHU SAMPAI  SANG GURU MEJELASKAN NYA SENDIRI KEPADA SI MURID" perhatikanlah ini. Jangan lupa ya. 
Sekarang pertanyaan untuk kita adalah apakah Cerita ini hanya dongeng saja tentang adanya Ilmu khusus. Padahal dongeng
itu ditulis dalam Qur'an Al Huda. 
Tidakkah kita dibimbing dengan kisah ini untuk juga belajar Ilmu khusus?
Dan juga diberitahu secara gamblang bagaimana adabnya seorang murid belajar tentang Ilmu Khusus ini. 
Adakah yang tergerak menjadi Musa­musa berikutnya mencari sosok Khidir?
Atau biarlah kisah ini berlalu saja tanpa ada sesuatu apapun yang kita lakukan dari pelajaran yang terkandung didalamnya.  Biarlah jadi dongeng pengantar tidur sang Ibu bagi putra­putrinya. Mari kita pertanyakan pada diri kita yang terdalam. 
Inilah perbedaannya, antara tatacara belajar Ilmu tata lahir dengan Ilmu Khusus tata bathin. 
Ilmu Tata Lahir syaratnya harus bertanya bila ada sesuatu yang tidak diketahui.
FAS ALUU AHLADZ DZIKRI INKUNTUM LA TA'LAMUUN" 
Artinya : Maka bertanyalah kamu kepada Ahli Ilmu, jika kamu tidak mengetahui" QS.An Nahl/43). 
Bertanya adalah melaksanakan perintah Alloh. Kalau tidak bertanya berarti tidak memperhatikan perintah Alloh. Inilah cara
memperoleh Ilmu Lahir. 
Dan Ilmu Tata Bathin, Khusus syaratnya adalah sebagaimana diungkap oleh Nabi Khidir diatas. JANGANLAH KAMU 
BERTANYA SEBELUM AKU/GURU MENJELASKANNYA SENDIRI"
Tidak bertanya dalam belajar dan terus tekun mengikuti Sang Guru itulah berarti melaksanakan perintah Alloh. 
Kalau bertanya tidak diminta bertanya maka ia melanggar perintah Alloh. 
Persyaratan ini terlihat ENTENG sepintas lalu, tetapi kita akan tahu terasa begitu sulit bila dilaksanakan. Dan ini kita bisa
pelajari dari perjalanannya Nabi Musa berguru pada Bun­ya alias Nabi Khidir.  Untuk itu ikuti sambungannya no.5. 
Alhamdulillah. 
Salam 
Her Budiarto

Bagian 5 :
Bismilahirohmanirrohim 
Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS(5)
Dengan namaMu yang maha Welas dan maha Asih, kulanjutkan cerita yang baik    ( Ahsanul Qoshosh) dari kitabMu yang
mulia tentang Nabi Musa dan Nabi Khidir.
Perjalanan Nabi Musa Bersama Hamba Alloh yang digelari Khidir:
Maka setelah Nabi Musa sepakat dengan Bun­ya keduanyapun berjalan menuju tepi laut. Sedang Yusya tidak ikut bersama
Nabi Musa AS dan N Khidir AS. 
Kedua orang itu ( Musa dan Bun­ya) naik perahu, yang kebetulan ada sebuah perahu baru dan kuat sedang lewat, mengantar
menyebrangkan orang­orang dari Lautan Asin melewati Lautan yang tawar airnya. Ya, Lautan Persia dengan Lautan Romawi. 
Dengan dialognya : 
Musa AS : Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku Ilmu yang benar dari Ilmu yang telah Alloh
ajarkan kepada mu?
Bun­ya : Sesungguhnya kamu sekali­kali tidak akan sanggup bersabar bersama ku, Dan bagaimana kamu dapat bersabar
atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentan hal itu. 
Musa AS: Insya Alloh kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar dan akau tidak akan menentangmu dalam 
seuatu urusan pun. 
Bun­ya : Jika kamu mengikutiku maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku
menjelaskan kepadamu(AlKahfi 66­71)
Nabi Khidir membocorkan Perahu :
Keduanya naik kedalam perahu, yang kebetulan waktu itu ada perahu yang baru dan kuat sedang lewat, menyebrangkan
orang­orang antara Lautan asin ke Lautan Tawar, antara Lautan Persia ke Lautan Romawi. 
Rupanya pengemudi/nakoda perahu itu mengetahui bahwa terlihat olehnya kedua orang Musa dan Bun­ya adalah orang­ orang bijaksana, maka tidak perlu membayar ongkos perahu. Ketika kedua orang itu dipersilahkan masuk dan duduk
kemudian didalam perahu Bun­ya berkata kepada Musa dengan perkataannya, " Musa apakah kamu mau saya beri tahu
cerita tentang omongan hati kamu sekarang?"
Musa menjawab, "Ya…" Kemudian Bun­ya alias Nabi Khidir berkata," Hati kamu itu menggerutu dengan berkata,' bahwa saya
di Bani Isroil tidak seperti ini, saya setiap hari pagi siang dan sore menghadapi ummatku dan saya di­ikuti, ditaati mereka. Tiap
hari saya membaca kitab Taurot" kemudian Nabi Musa berkata, " Lho kok benar, persis apa yang saya katakan dalam hatiku".  Demikian Nabi Khidir dianugrahi Alloh bisa membaca/mendengar pembicaraan hati orang lain. Jadi hati Nabi Musa yang
dibaca. 
Ditengah­tengah naik perahu yang tanpa biaya itu Nabi Khidir AS mengambil Kapak dan papan / kayu kapal­perahu dikapak sehingga airnya masuk kedalam perahu. 
" HATTAA IDZAA ROKIBAA FIS SAFIINATI KHOROQOHAA" Alkahfi 71, 
Artinya :
" Hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidir melobanginya". 
Mengetahui hal itu Nabi Musa AS, terheran­heran dan kaget sekali dan berkata dalam hatinya, "Naik perahu sudah tidak
membayar, mestinya bersyukur malah tangannya dibuat merusak perahu. Kalau perahu ini jadi satu­satu nya sumber
pencaharian sipemiliknya kan jadi menyusahkan dan orang­orang yang dalam perahu itu bisa tenggelam semua. Setelah
bicara dalam hati tidak tahan akhirnya Nabi Musa berkata, "QOOLA AKHOROQTAHAA LITUGHRIQO AHLAHAA LAQOD
JIKTA SYAI­AN IMROON"Alkahfi:71. Artinya: Musa berkata : Mengapa kamu melubangi perahu  itu yang akibatnya kamu
menengelamkan penumpangnya…. Sesungguhnya kamu sudah berbuat KESALAHAN yang besar".
Nabi Khidir pun menjawab :QOOLQ ALAM AKUL INNAKA LAN TASTATHII'A MA'IYA SHOBRON.alkahfi:72. 
Artinya : Khidir berkata : Bukankah aku telah berkata sesunguhnya kamu sekali­kali tidak akan sabar bersama dengan aku". 
Setelah itu Nabi Musa ingat kalau syaratnya mengikuti Nabi Khidir itu tidak boleh bertanya selama perjalanan itu.Kemudian
Nabi Musa berkata lagi kepada nabi Khidir, "QOOLA LAA TUAAKHIDZNII BIMAA NASIITU WALAA TURHIQNII MIN AMRI 
'USROON. Alkahfi: 73. Arinya : Musa Berkata." Janganlah kamu menghukum saya karena kelupaanku, dan janganlah kamu
membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku". 
Hendaklah di­angan­angan..!
Inilah perbedaan­nya Ilmu tata lahir dan Ilmu tata Bathin, Ilmu Khusus. 
Ini contoh yang sangat JELAS, mengapa diantara para pembaca Kitab yang haq ini masih ada yang menganggap ini Cuma
dongeng, dan tak bermaksud apa­apa bagi umat Muhammad SAW. 
Perhatikanlah, kalau menurut Ilmu tata Lahir, .." ditolong orang itu harusnya berterimakasih, sedangkan merusak perahu orang
yang bisa menengelamkan orang banyak dan kalau sampai orang­orangnya mati itu kan perbuatan DHOLIM, TIDAK TAHU 
TERIMAKASIH. 
Tapi kenyataanya yang dilakukan oleh hamba Alloh yang diberi Rohmat khusus dan diberi Ilmu langsung dari Alloh tidak
begitu. 
Berhubung Nabi Musa As masih dalam tataran Ilmu Tata Lahir, maka dia bertanya padahal bertanya itu larangan. Mengapa
karena akal dan jiwa berontak, tidak kuat menahan apa yang ia ketahui. 
Selanjutnya kita ikuti, perbuatan aneh kedua yang dilakukan Nabi Khidir pada kisah Nabi Musa dan Khidir ke­6
Alhamdulillahirobbil'alamin
Her Budiarto

Bagian 6 :
Bismillahirohmanirrohim,
Kisah Pertemuan Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS(6)
Perbuatan Aneh Kedua Yang dilihat Nabi Musa AS.
Dan permohonan Nabi Musa AS pun dikabulkan atas pelanggaran persyaratan UTAMA jika seseorang hendak belajar Ilmu
khusus, yakni mesti bersabar untuk tidak bertanya jika mendapati sesuatu yang diluar hukum bisaa. 
Dan Alloh pun melanjutkan firmanNya kepada Nabi Muhammad SAW tentang Musa dan hamba yang dianugrahi rahmat 
khusus itu.
"FANTHOLAQO ­ HATTAA ALQIYA GHULAAMAN FAQOTALAHU ­ QOLA AQOTALTA NAFSAN ZAKIYYATAN BI 
GHOIRI NAFSIN LAQOD JI­TA SYAI­AN NUKROO. ­ QOLA ALAM AQULLAKA INNAKA LAN TASTATI'A MA'IYA 
SHOBRON  SA­ALTUKA 'AN SYAI'IN BA'DA HAA FALAA TUSHOOHIBNII QODBALAGHTA MIN LLADUNNII 'UDROON".
Artinya : maka berjalanlah keduanya hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang pemuda, maka Khidir membunuhnya. 
Musa berkata, "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain?
Sesungguhnya kamu telah melakukan perbuatan yang mungkar !" 
Khidir berkata : " Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat bersabar bersama ku". 
Musa pun berkata," Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku
menyertaimu, sesungguhnya  kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku".

Dari ayat Qur'an di atas sudah cukup jelas bagi orang­orang berfikir lurus, didalamnya ada makna­makna yang terang
dikandungnya. 
Setelah turun dari Kapal, Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS keduanya berjalan sampai pada suatu kampung namanya AILAH, 
lalu dikampung itu Nabi Khidir As dan Nabi Musa As bertemu dengan seorang anak laki­laki kecil yang sedang bermain. Anak
laki­laki kecil ini sedang bermain dengan 10 anak lainnya. 
Diantara sepuluh anak itu ada seorang anak laki­laki yang ganteng, cakep yang namanya diketahui adalah "KHASNUD"
bapaknya bernama MALASUN dan IBUnya bernama ROHMATUN. 
Lalu anak kecil yang cakep dan ganteng  itu ketika sedang bermain dipegang dan dibunuhnya oleh Nabi Khidir AS. 
Dalam sebuah kitab tafsir tangan Nabi Khidir As membunuh anak itu dengan jari­jari nya yang menembus pusernya hingga
mati. 
Nabi Musa AS, yang telah faham hukum syariat/lahir pun sangat terkejut dan menahan diri untuk bertanya dengan lisannya
dan berkata dalam hatinya, " Anak kecil yang belum punya dosa, belum baligh kok dibunuh". 
Padahal hukum syariat menyatakan," Diangkat kewajiban atas orang itu tiga, satu Orang tidur sehingga dia bangun, dua orang
gila hingga dia sembuh dan tiga Anak­anak hingga baligh/dewasa". 
Dan didalam Taurot pun ada hukum bahwa Alloh berfirman," Aku wajibkan atas bani Isroil, sesungguhnya siapa yang
membunuh manusia yang tidak karena membunuh orang lain atau tidak membuat kerusakan dibumi maka seakan­akan
membunuh manusia seluruhnya". 
Begitulah didalam batin Nabi Musa As. terjadi pertentangan hebat dengan apa yang selama ini dia ketahui, akhirnya Nabi 
Musa pun tidak bisa menahan suara batinnya lalu berkata, " Mengapa kamu ( Nabi Khidir As ) membunuh jiwa yang bersih,  bukan karena membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar"
Kita tahu apa persyaratan yang mesti ditaati oleh Nabi Musa As. selama berguru kepada Nabi Khidir As.?
Tidak boleh bertanya akan sesuatu apapun sampai datang penjelasan dari Nabi Khidir ( Sang Guru) kepada Nabi Musa As. 
(Murid). 
Tetapi ternyata Nabi Musa As. telah melanggar dua kali atas persyaratan yang telah ditetapkan diawal pertemuan kedua
mereka itu. 
Disinilah letaknya apa yang mesti kita ambil pelajaran ketika kita telah memasuki pelajaran Ilmu Khusus yang mesti kita
pelajari bersamaan dengan Ilmu Syariat. 
Bagaimana sikap Sang Guru Nabi Khidir As. atas pelanggaran yang kedua muridnya ( Nabi Musa As.)?
Nabi Khidir pun berkata , " Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat bersabar
bersama ku"
Ketika Nabi Musa ditegur Nabi Khidir demikian Nabi Musa baru tersadar bahwa ia telah melanggar aturan belajar Ilmu Khusus
kepada Nabi Khidir AS, lalu berkata, " Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini, maka janganlah kamu
memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku". 
Dan Nabi Khidir masih memaafkan Nabi Musa dan memberikan kesempatan satu kali lagi sesuai permintaan Nabi Musa AS.  Dan perjalananpun dilanjutkan ke kampung yang lain. Nabi Musa AS terus mengingat­ingat akan persyaratan belajar Ilmu
pada Nabi Khidir AS. Dan dia tinggal punya satu kesempatan lagi. 
Dari kejadian kedua ini telah tampak begitu sulitnya menselaraskan pengetahuan yang sudah tertanam sebelum nya tentang
Ilmu/Hukum tata lahir, yang nampak­nampak dengan Ilmu Tata Batin, Ilmu yang tersembunyi. Sampai­sampai Nabi Musa pun
telah melanggar dan lalai untuk yang kedua kalinya. 
Adakah diantara kita yang masih berhenti pada belajar Ilmu Tata lahir saja?
Atau ada juga diantara kita orang yang telah mengikuti jejak Nabi Musa untuk belajar Ilmu Khusus, Ilmu yang tersembunyi. 
Mudah mudahan pada lanjutan kisah yang ke­7 sauadara­saudara ku akan semakin faham dan tergerak akan perintah yang
terkandung dalam kisah ini.


Salam 
Her B
"Jangan kamu bertanya sampai aku datang menjelaskan­nya sendiri"
Bagian 7 :
Bismillahirrohmanirrohiim 
Kisah Pertemuan Nabi Musa Dengan Nabi Khidir (7).
Kejadian Aneh Ketiga, Nabi Khidir Menegakan Tembok Yang Mau Roboh
Selanjutnya Alloh berfirman tentang kisah Musa dan Khidir kepada Nabi Muhammad SAW. " FANTHOLAQO HATTAA IDZAA
ATAYAA AHLA QORYATI NISTATHO'MA AHLAHAA ­ FA­ABUU AN YUDLOYYIFUU HUMA FAWAJADAA FIIHAA
JIDAARON YURIIDU AN YAN QODL DLO FA AQOOMAHU ­ QOLA LAU SYI'TA LA TAKHODZ­TA ALAIHI AJRON" (QS.AL
KAHFI 77). 
Artinya :
Maka keduanya berjalan hingga tatkala sampai keduanya kepada suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri 
itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah
yang hampir roboh, maka Khidir menegakkan dinding itu. KemudiaNabi Musa berkata,"Jika kamu mau, niscaya kamu bisa
mengambil upah untuk itu". 
Inilah kejadian aneh ketiga dan terakhir sebagai tonggak perpisahan Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS sesuai 
kesepakatannya. 
Kejadian ketiga ini dikisahkan setelah kedua hamba Alloh itu berjalan sampai suatu kota yang diketahui bernama INTIQOYAH 
( dalam Qur'an disebut ATAYAA) dan waktu masuk kota itu waktunya menjelang Maghrib. 
Ketika memasuki kota Intiqoyah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS mendapati warga kota sedang menghidangkan makanan
kepada para keluarganya. 
Padahal Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS habis berjalan jauh seharian dalam kondisi capai, letih , lesu dan lapar dan lagi 
perbekalan makanan maupun yang lain telah habis selama perjalanan sebelumnya. Makanan habis dan uang tidak punya,  perjalanan jauh, hati sumpek karena bertemu bermacam masalah. Lalu Nabi Khidir mengajak Nabi Musa AS bertamu dan
ternyata tak ada satupun warga kota yang menerimanya, ditolak. Tak ada warga kota yang mau ditamui. Pada keduanya
adalah hamba­hamba Alloh yang sholih, bijaksana dan berilmu tinggi mereka warga kota tak ada yang peduli. Dalam hati
keduanya padahal sudah penuh harapan, pasti warga kota yang makmur ini akan menjamu mereka dengan menghidangkan
makanan yang enak sehingga bisa menghilangkan haus dan lapar, letih lesu selama sehari itu. Menyambung kekuatan. 
Akhirnya kedua hamba Alloh itu berjalan terus dari rumah kerumah dan sampailah keduanya bertambah letih dan lesu maka
keduanya istirahat di bawah bayangan tembok suatu rumah, dimana tinggi tembok itu 30 dziya' dan panjangnya 500 dziya' kondisinya sudah akan roboh. 
Lalu Nabi Khidir AS mengajak Nabi Musa AS untuk menegakkan tembok yang akan roboh tersebut. Ketika Nabi Khidir AS
mengajak Nabi Musa AS untuk menegakkan tembok itu, Nabi Musa berkata, " Semua warga kota ini menolak ditamui dan
tidak memberi makanan pada kita, tidak berperikemanusiaan, tetapi mengapa temboknya orang­orang yang demikian akan
ditegakkan pada kita dalam kondisi haus lapar dan sangat letih. Kalau menegakkan dan diberi upah tidak apa­apa, bisa untuk
menghilangkan lapar dan haus. Mestinya orang­orang warga kota yang seperti itu tidak perlu kita berbuat baik pada mereka,  apa perlunya menegakkan tembok, sedang orang­orangnya sangat tega terhadap kita". 
Mendengar perkataan Nabi Musa AS yang demikian Nabi Khidir tetap bekerja diatas rasa haus yang sangat dan lapar yang
sangat lapar pula dan setelah itu Nabi Khidir berkata, " QOOLA HAADZAA FIRQOKU BAINI WA BAINIKA SA­UNAB BIUKA
BITA'WIILI MAA LAM TASTATHI' 'ALAIHI SHOBRON". 
Artinya : Khidir berkata," Musa…!

Saat inilah waktu kita pisah ( antara Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS ) dan sebelum pisah dengan anda akan saya ceritakan
apa yang menjadi rahasia semuanya dari apa yang saya lakukan tadi. Dan akan saya ceritakan yang menjadikan kamu tidak
bisa bersabar".(QS.Al Kahfi 78). 
Nabi Khidir AS sangat menepati janjinya, tidak sayang kehilangan muridnya yang pandai seperti Nabi Musa AS. Kalau tidak
bisa mengikuti persyaratan dalam menempuh Ilmu Khusus, ya siapa saja harus pisah, berhenti. 
Demikian pula Nabi Musa AS sangat sadar atas kesalahannya itu yang telah tanpa disadari berlaku tiga kali. Nabi Musa AS
sangat cukup mendapat pelajaran dari perjalanan ini. 
Dan untuk mengetahui rahasia dibalik peristiwa aneh ikuti "Kisah Pertemuan Nabi Musa As dan Nabi Khidir AS ke 8. 
Wasalam 
Her Budiarto
Bagian 8 :
Bismillahirohmanirrohim. 
Kisah Nabi Musa As dengan Nabi Khidir (8).
Nabi Khidir Mengungkap Rahasia dibalik Tiga Peristiwa.
" QOOLA HAADZAA FIRQOKU BAINI WA BAINIKA SA­UNAB BIUKA BITA'WIILI MAA LAM TASTATHI' 'ALAIHI SHOBRON". 
Artinya : Khidir berkata," Musa…! Saat inilah waktu kita pisah ( antara Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS ) dan sebelum pisah
dengan anda akan saya ceritakan apa yang menjadi rahasia semuanya dari apa yang saya lakukan tadi. Dan akan saya
ceritakan yang menjadikan kamu tidak bisa bersabar".(QS.Al Kahfi 78). 
Setelah Nabi Musa AS dijanji untuk tidak bertanya tentang sesuatu kejadian ketika bersama Nabi Khidir AS, tetapi malah
bertanya karena ada peristiwa yang bertentangan dengan hokum dhohir yang Nabi Musa ketahui bahkan sampai Nabi Musa
melanggar tiga kali.  Pada saat pelanggaran yang ketiga kalinya itulah Nabi khidir berkata," Saat sekarang inilah waktunya kita 
berpisah, tetapi sebelum berpisah saya akan menceritakan apa yang bertentangan dengan anda dan menjadi rahasia  dibalik
peristiwa tersebut". 
Kemudian Nabi Khidir AS, mengungkapkan rahasia yang terkandung dalam peristiwa yang telah terjadi itu. 
"AMMAAS SAFIINATU FAKAANAT LIMASAAKIINA YA'MALUUNA FIL BAHRI FA­AROD TU AN­A'IIBAHAA WAKAANA
WARO­AHUM MALIKUN YA'KHUDZU KULLU SAFIINATIN GHOSHBAN" Q.S.Al Kahfi:79. 
Artinya :
"Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang­orang miskin yang bekerja di laut dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu 
karena dihadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap­tiap bahtera ( secara paksa)". 
Siapakah orang­orang miskin pemilik Bahtera itu? Dan siapa pula raja yang dholim itu? Berikut keterangannya. 
Sesungguhnya Bahtera yang dirusak Nabi Khidir AS itu bukanlah kepunyaan orang satu, melainkan milik orang­orang miskin
yang lebih dari satu yaitu 10 orang. 
Dan perahu itu merupakan warisan dari orangtuanya serta hanya itu kepunyaan satu­satunya sebagai sumber mata
pencaharian 10 orang bersaudara, yakni hasil menyebrangkan orang dengan perahu itu. 
Adapun dari sepuluh orang bersaudara yang dapat bekerja hanya LIMA orang, dan yang lima orang lagi tidak dapat bekerja, 
sebab yang lima orang itu dalam keadaan :
1.  Satu Orang dalam keadaan BUTA, tak dapat melihat,
2.  Satu Orang lagi dalam keadaan TULI, tak dapat mendengar, 3.  Satu Orang lagi yang lain dalam keadaan BISU, tak dapat berbicara, 4.  Satu Orang lagi dalam keadaan LUMPUH, tak dapat berjalan dengan kakinya, 5.  Dan satu orang yang terakhir GILA, lupa ingatan.

Sedangkan LIMA orang yang dapat bekerja dalam kondisi kurang sempurna yakni :
1.  Satu Orang kena penyakit LEPRA, 2.  Satu Orang lagi matanya SIWER sebelah, 3.  Satu orang yang lain kakinya PINCANG, 4.  Satu orang lagi LEMAH JANTUNG, Drendeg melulu, 5.  Satu orang yang terakhir kena panas abadi, tidak waras juga. 
Dalam keadaan begitu sulit lima orang itu terpaksa bekerja untuk menghidupi dirinya dan lima orang saudaranya yang lain
yang tak dapat bekerja.
Tentang Raja Jalnawa Yang Dholim:
Ke­10 orang itu hidup diwilayah seorang penguasa (Ratu atau Raja) yang bernama JALNAWA, yaitu Raja yang kaya yang
membangun Rumah Panggung dengan 360 menara yang tidak kecil. Satu menara ada satu perempuan cantik. 
Jadi Jalnawa itu mempunyai 360 perempuan. 
Jalnawa itu Raja yang mementingkan diri sendiri, mementingkan kesenangannya dirinya sendiri dan tidak mementingkan
rakyat atau orang lain. 
Raja Jalnawa ini jika mengetahui ada perahu yang bagus, kuat pasti dirampasnya untuk dimilikinya. Tidak peduli perahu itu
milik orang yang miskin. Tak peduli milik rakyatnya. Jika ia bertemu orang miskin "GIRA­GIRA" sangat jijik melihatnya takut 
tertular miskin, jika perlu rakyat miskin itu digusur. 
Raja Jalnawa ini punya sifat membangga­banggakan kekuasaannya dan kekayaannya, adigang, adigung adiguna. 
Dari manakah 360 perempuan yang ia miliki. Itu semua adalah dari merampas istri­istri rakyatnya, sebab jika kelihatan ada
perempuan yang bersih, rapi dan cantik maka Jalnawa mengambilnya dengan paksa dan menaruhnya di satu menara
rumahnya. 
Jadi perempuan­perempuan itu bagai burung peliharaan. Setiap satu malam Jalnawa berpindah dari satu menara ke menara
yang lain. Perempuan­perempuan itu digilir satu persatu. Bayangkan satu tahun sekali baru satu kali dapat giliran. 
Harta benda rakyatnya juga dirampas untuk dimilikinya. 
Jadi kerjanya ratu Jalnawa itu merampas apa­apa yang dimiliki rakyatnya, 
Rumah Bagus, pertamanan indah, gedung tinggi menjulang langit, perahu yang kuat dan baik, wanita­wanita cantik dan lain-
lainya semua hanya dimiliki Jalnawa. 
Karena suka merampas dan bersenang­senang saja Jalnawa perutnya buncit.
Jalnawa bersenang­senang diatas kesengsaraan rakyatnya yang miskin dan menderita. 
Itulah maka Nabi Khidir merusak perahu itu dengan maksud agar perahu orang miskin yang terlihat bagus itu tidak dirampas
Jalnawa.( Sumber Kitab Tafsir Qoshoshul Anbiya).
Mengapa Nabi Khidir AS tahu dengan detail masalah ini?
Karena Nabi Khidir AS telah mencapai suatu Ilmu yang Khusus, diberi kelebihan Ilmu yang orang umum BELUM 
mencapainya. Artinya semua orang atas mau latihan dengan membersihkan diri dari Dosa dan mengisi hidupnya hanya untuk
taat kepada Alloh dan terus menerus meningkatkan latihan taqorub kepada Tuhan dengan penuh Ikhlas dan Ridho tentu akan
mencapainya. Tentu latihan­latihan ini adalah yang ada dalam syariat Agama Tuhan. 
Untuk mengetahui, rahasia dibalik pembunuhan pada seorang anak oleh Nabi Khidir AS, tunggu kelanjutan kisan ini pada seri 
ke­9.
Bagian 9 :
Bismillahirrohmanirrohim. 
Kisah Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS (9).

Rahasia Di Balik Peristiwa Nabi Khidir AS Membunuh Seorang Anak.
Sadarilah ini adalah Firman Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW waktu dan saat ini adalah Firman Tuhan kepada kita, anda
yang membaca ayat ini. 
Selanjutnya Alloh Berfirman menceritakan Kisah Nabi Musa bertemu Nabi Khidir :
"WA­AMMAL GHULAAMA FAKAANA ABAWAAHU MUKMINAINI FAKHOSYINAA AN YURHIQOHUMAA THUGHYAANAN 
WAKUFRON"
(Q.S.Al­Kahfi:80). 
Artinya :
"Dan adapun anak muda itu, maka kedua orang tuanya adalah orang­orang yang beriman, dan kami khawatir bahwa dia akan
mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran".
Siapakah anak muda yang dibunuh Nabi Khidir As.
Anak muda yang dibunuh Nabi Khidir As atas perintah Tuhan (yang ia terima secara ghoib) adalah KHASNUD. 
Kampung dimana Nabi Khidir membunuh seorang anak muda adalah bernama ASNUD adalah Kampung AILAH. 
Adapun nama Bapaknya anak itu adalah MALASUN dan ibunya bernama ROHMAH. 
Bapaknya seorang yang sholeh dan Ibunya juga seorang yang Sholehah. Lalu apa pekerjaan anaknya kedua orang yang
mukmin itu?
Anak muda itu pekerjaan setiap malamnya adalah MENCURI. 
Dan ketika hari telah pagi ditanya Bapak atau Ibunya ia menjawab," Sesungguhnya setiap malam saya ada disini, Bapak, Ibu.  Anak muda itu mengaku tidak mencuri atau tidak keluar rumah. 
Anak itu membuat susah orang tuanya (Bapak­Ibu) namun orang tuanya tersebut sangat sayang kepada anak muda tersebut.  Dan Nabi Khidir melalui ilmunya mengetahui bahwa anak tersebut nantinya akan menjadi kafir, yang menyeret kedua
orangtuanya yang sholeh kepada kekafiran. 
" Itulah sebabnya anak itu saya bunuh" Kata Nabi Khidir kepada Nabi Musa.
Beberapa pelajaran dalam peristiwa ini dapat dipetik.
Bahwa orangtua yang terlalu sayang pada anaknya adalah sangat berbahaya, jika anaknya melakukan kesalahan, melanggar
hukum pasti akan dibela meski salah. Apapun keadaanya, anak akan di bela, dibebaskan dari hukuman. 
Bagaimana dengan contoh dalam Al­Qur'an, anak yang tidak mengikuti aturan baikpun masalah ketuhanan atau aturan lain 
maka jika salah tetap salah. Bahkan tidak diakui sebagai anggota keluarga. Ingat kisah putra Nabi Nuh AS yang bernama
Kan'an yang tidak mengikuti ajaran Bapak nya yang seorang Nabi dan Rosulalloh. 
Maka walaupun Nabi Nuh sempat usul agar anaknya itu diselamatkan dari Bah, tetapi Alloh tetap menegur Nabi Nuh dengan
keras, tegas bahwa Kan'an adalah bukan anggota keluarga Nabi Nuh lagi, karena sebab tidak mengikuti ajakan Nabi Nuh
untuk beriman pada Alloh. Alloh membiarkan putra Nuh , Kan'an tenggelam bersama orang­orang kafir. Nabi Nuh AS, tidak
sadar bahwa putranya Kan'an sudah diluar garis keluarga sampai menagisi Kan'an yang menolak ajakannya. 
Maka Alloh menegur dengan firmanNya," LAISA MIN AHLIKA INNAHU'AMAUN GHOIRU SHOOLIHIN". Artinya : Itu bukan
keluargamu karena ia tidak amal sholeh. 
Jadi menurut Ilmu Hakikat, Ilmu Bathin :
Meskipun anaknya sendiri (anak kandung), bapaknya Sholih dan Ibunya Sholihah, tetapi jika anaknya tidak soleh maka itu 
sudah bukan anaknya, sudah diluar garis keluarga. 
Tetapi bagaimana dalam praktek disekililing kita?

Umumnya orangtua mementingkan garis darah, tidak mementingkan garis takwa, garis amal sholeh. 
Nabi Musa AS tidak tahu dibalik yang dilihat dengan matanya, akhirnya ditunjukkan oleh Nabi Khidir AS, sebab Nabi Khidir
tahu karena punya ilmu Ghoib/Bathin. 
Untuk membuktikan kepada Nabi Musa As, kemudian tulangnya anak tersebut diambil dan dipatahkan oleh Nabi Khidir As, 
lalu disuruh Nabi Musa As untuk membaca tulisan yang ada ditulang itu. 
Dan oleh Nabi Musa As. terbaca apa tulisan yang ada ditulang anak itu yaitu,            " KAFARO" (kafir). Anak tersebut nanti 
kalau dewasa sampai wafatnya akan kafir dan menyeret orangtuanya kepada kekafiran, sebab sangat cintanya kepada
anaknya. 
Maka dari itulah Nabi Khidir As. membunuh anak itu agar tidak banyak menyeret kedua orang tua­nya berbuat kekafiran dan
kemusyrikan. 
Apakah Nabi Khidir membunuh atas kemauannya sendiri?
BUKAN !!!.
Nabi Khidir membunuh atas perintah wahyu ALLOH melalui ilmu bathinnya ia mendengar dan ia melihat.
Ada contoh preventif dalam Al­Qur'an yang dilakukan oleh Bapak Para Nabi yaitu Nabi Ibrahim tentang planning harapan doa
kepada anak­anak, dan cucu­cucunya serta keturunannya supaya jadi orang yang ISLAM, taat dan berserah diri pada aturan
Alloh. Silahkan lihat dalam surat Albaqoroh ayat 127­128. 
Alloh berfirman, " Ibrahim berdoa,' Ya Tuhan kami, terimalah dari kami amalan­amalan kami, Sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(127) Ya Tuhan kami jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada
Engkau, dan jadikanlah anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau…….(128). 
Disinilah kuncinya menanam harapan untuk medapatkan anak yang sholeh ternyata sebelum punya anak cucu sudah
mengharap pada Alloh agar nanti diberi anak cucu yang tunduk patuh pada Alloh. Sholeh/Sholehah. 
Nabi Ibrahim berdoa untuk dirinya, untuk anaknya, untuk anak cucunya agar menjadi orang yang menyerah hanya pada Alloh. 
Maka mulailah dari sekarang bagi yang belum nikah, belum punya anak, sudah punya anak untuk mengikuti Nabi Alloh
Ibrahim as. Agar anak­anaknya tidak tergolong yang mesti dibunuh dalam padangan Ilmu bathinnya Nabi Khidir. 
Silahkan baca kisah nyata para Orang Besar yang sholeh dalam sejarah bagaimana usaha harapan dan doa dari kedua
orangtuanya untuk mendapat anak yang pada dewasanya menjadi bintang manusia dijamannya. 
Baca kisahnya Imam Al Ghozali, Imam Syaih Abdul Qodir Al­Jailani, atau orang­orang baik, orang besar di tanah air. 
Kecemburuan Sarah ibunda Nabi Ishaq pada Hajar Ibunda Nabi Ismail itu terukir dalam keturunan setelah putera Nabi Ishaq,  yaitu Nabi Yaqub salah satunya yang bernama Yahuda sampai sekarang belum hilang. Orang Yahudi membenci keturunan
Hajar melalui Nabi Ismail yaitu bangsa­bangsa Arab sekarang ini. 
Cukup­cukup jadi pelajaran bagi orang yang bermata tajam. Ikuti lanjutannya no.10
Bagian 10 :
Bismillahirohmanirrohiim.
Kisah Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS (10). 
Khidir AS Mengungkapkan Rahasia Menegakkan Tembok.
Aku mulai dengan Firman Alloh SWT dalam Qur'an Surat Kahfi :82 , 
"WA AMMAAL JIDAARU FAKAANA LIGHULAMAINI FIL MAIINATI WAKAANA TAHTAHU KANZUN LAHUMAA WA KAANA
ABUUHUMAA SHOOLIHAN FA=AROODA ROBBUKA AN YABLUGHOO ASYUDDA HUMAA WAYAS TAKHRI JAA
KANZAHUMAA ROHMATAN MIN ROBBIKA WAMAA FA'ALTUHU'AN AMRII DZAALIKA TA'WIILU MAALAM TASTHI' 'ALAIHI 
SHOBRON"

Artinya : " Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak muda yang yatim dikota Intiqoyah dan di bawahnya
ada harta benda simpanan bagi mereka ber dua. Sedang ayahnya adalah seorang yang sholeh, maka Tuhanmu menghendaki 
agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai Rohmat Tuhanmu, dan
bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan­perbuatan yang kamu tidak
dapat sabar terhadapnya". 
Sebagaimana keterangan terdahulu, di kota Intiqoyah itu ada orang sholeh (Ahli Ibadah kepada Alloh SWT), namanya
KASIKHUN, mempunyai dua orang anak. Anak nomor satu namanya ASROM dan anak nomor dua namanya SHORIM. 
Sewaktu kecil sudah ditinggal wafat kedua orangtuanya, sehingga kedua anak itu menjadi YATIM. Dan Kasikhun itu
mempunyai peninggalan EMAS yang dipendam dibawah tembok rumah, dengan harapan ada yang diberi tanggungjawab 
untuk mengurus harta itu, dengan maksud dari Kasikhun agar anaknya kelak setelah besar simpanan EMAS itu menjadi 
penghidupannya, ini dilakukan menjelang maut. 
Dan orang diberi tanggungjawab adalah orang yang dapat dipercaya. 
Sedangkan saudara­saudara Bapaknya itu ada tujuh. 
Lama kelamaan tembok rumah itu jadi akan Roboh, padahal ASROM dan SHORIM masih kecil, maka emasnya akan terlihat 
dan dijadikan rebutan orang­orang Intiqoyah. 
Kota itu penduduknya sangat kikir, Nabi Khidir dan Nabi Musa bertamu tak ditolak dan tak diberi apa­apa walaupun seteguk
air, malah disuruh pergi. 
Nah dengan sifatnya yang rakus harta itu maka emas lempengan itu akan jadi rebutan orang­orang Intiqoyah. Bagaimana
dengan Nasib dua anak yatim itu. 
Dari dasar inilah adanya  Nabi Khidir membangun kembali tembok yang sudah mau roboh dan dibawahnya ada  harta/emas
anak yatim. 
Ingat apa kata Nabi Khidir kepada Nabi Musa," Jadi Aku menegakan kembali tembok itu tidak untuk mendapat upah, dan upah
itu untuk beli makanan dan minuman." 
Padahal yang ada dalam fikiran Nabi Musa dengan menegakkan tembok bisa dapat upah untuk menghilangkan lapar dan
haus keduanya. 
Dibawah tembok itu ada 5 atau 7 lempengan emas yang masing­masing lempengan itu ada tulisannya. 
Diantara tulisan itu adalah : v Ajaib bagi orang orang yang percaya adanya takdir, bagaimana dia kok khawatir/takut.  v Ajaib bagi orang yang meyakini adanya rizqi , bagaimana dia kok kesulitan.  v Ajaib bagi orang yang meyakini dirinya akan mati, bagaimana dia kok senang­senang.  v Ajaib bagi orang yang percaya akan dihisab, bagaimana dia setiap hari kok mengumpulkan harta. 
Begitu besar perhatian ALLOH SWT terhadap anak yatim, sehingga Nabi­Nya disuruh menyelamatkan harta anak yatim 
putera orang yang sholeh. 
Bagaimana dengan kita apakah belum cukup jelas bahwa kita WAJIB memperhatikan anak yatim, dengan menganjurkan
menyantuni, menyantuni itu sendiri. 
Maka Alloh pun mempertanyakan ke­aslian, kesungguhan kita beragama Islam ini dengan menyebut orang orang yang tak
menyantuni anak yatim dan memberi makan orang miskin sebagai Kadzib Ad Diin. PENDUSTA AGAMA. 
Sholatnya Bohong, Haji nya Bohong, Bacaan Qur'annya Bohong, Berjubah dan bersorbannya Bohong, mengaji sana sini juga
Bohong, jika tidak dibarengi dengan aktualisasi menyantuni anak yatim dan menolong orang­orang miskin. 
Selanjutnya ikuti seri (11) teguran Nabi Khidir pada Nabi Musa yang berhubungan dengan tiga peristiwa diatas.
Bagian 11 :
Bismillahirrohmanirrohim.

Kisah Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS(11)
Perpisahan Nabi Khidir AS dengan Nabi Musa AS
Setelah Nabi Khidir As menjelaskan ketiga rahasia dibalik peristiwa tiga macam itu kepada nabi Musa AS, maka Nabi Musa
yang semula merasa hanya dirinyalah manusia yang paling tinggi ilmunya disisi Alloh, sekarang jadi merasa perlu banyak
belajar untuk bersikap hidup, Nabi Musa menerima semua keputusan untuk berpisah dari Nabi Khidir AS. Namun sebelum
berpisah Nabi Khidir mengungkapkan rahasia yang berhubungan ke tiga peristiwa yang dialami bersama Nabi Musa dengan
apa yang pernah Nabi Musa lakukan dimasa lalunya. 
Nabi Khidir berkata," Musa, engkau telah mencela saya ketika saya merusak perahu, sebab engkau takut penumpang­ penumpangnya itu nanti tenggelam, namun engkau lupa wahai Musa bahwa engkau pernah dilemparkan di sungai Nil oleh Ibu
engkau, padahal engkau masih dalam keadaan bayi yang lemah. Sebagaimana firman Alloh dalam Al Qur'an :
"ANIQDZI FIHI FIT TAABUUTI FA­AQDZI FIL YAMMI FALYULQIHIL YAMMU BIS SAAHILI ..." (Q.S.Thoohaa : 39). 
Artinya :
"Yaitu, Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ke Sungai (NIL), maka pasti sungai itu membawanya ke
tepi,.....".  Wahai Musa, jika waktu itu ada ombak, maka kamu bisa tenggelam karena kamu masih bayi lemah tak bisa membela diri,  sedangkan jika orang­oang yang ada dalam perahu itu tenggelam, mereka masih bisa berenang untuk menyelamatkan diri.
Tetapi waktu itu kamu (Musa) selamat karena pertolongan Alloh, mengapa kamu mencela saya. 
Selanjutnya Nabi Khidir berkata lagi," Musa, engkau mencela saya waktu saya membunuh anak kecil yang tanpa perkara, 
tetapi engkau Musa, waktu muda engkau telah membunuh orang Qibty dikarenakan membela kaum Bani Isroil, dikarenakan
engkau membela Kaum bani Isroil yang belum anda teliti benar salahnya". 
(lihat Q.S.Qoshosh 15­19, 33). 
Nabi Khidir melanjutkan perkataannya,"…. Musa, anda mencela saya waktu saya ajak menegakkan tembok. Tidak ada yang
membayar kok mau menegakkan tembok! Katamu. Tapi kamu lupa, waktu kamu menolong anaknya Nabi Syuaib AS. Ketika
anak­anaknya Nabi Syuaib AS itu tidak ada yang bisa mengambil air untuk memberi minum kambingnya yang begitu banyak
itu. Sedang anak Nabi Syuaib As itu perempuan semua. Dan kamu menolong mereka itu tanpa diberi upah, mengapa kamu
mau?. 
Mendengar peringatan dari Nabi Khidir As itu, Nabi Musa As 'DIAM' saja, karena merasa memang sebenarnya semua
peristiwa itu telah dialami oleh Nabi Musa As, akan tetapi Nabi Musa As telah lupa. 
Begitulah kelebihan Nabi Khidir As, diberi ilmu khusus lebih dari pada Nabi Musa As. 
Dalam Al­Qur'an Nabi Khidir As, bukan disebut sebagai Nabi, tetapi hanyalah 'seorang hamba Ku' yang telah diberi oleh Nya
rohmat khusus. 
Artinya derajat hamba menunjukkan tingkatan anugrah Alloh seperti yang dimiliki Hamba yang dikenal oleh kita­kita sebagai 
Nabi Khidir, adalah dapat diperoleh atas anugrah Alloh kepada hamba­hamba yang lain diluar Nabi yang tingkat ketakwaanya
telah mencapai "Haqqo tuqodih". 
Bagi orang­orang berpandangan tajam maka mestilah mulai merenung bahwa banyak hal yang harus dilakukan yang
mendasar agar bisa menempuh perjalanan untuk mendapatkan seorang hamba Alloh yang ditokohkan sebagai Nabi Khidir. 
Bukan Nabi Khidir, tetapi orang, hamba Alloh yang mendapat anugrah seperti hamba Alloh yang ditemui Nabi Musa. 
Tatacara, methoda atau system untuk menuju jalan kesana telah dibariskan dari Rosulullah SAW kepada para ULAMA
Warosatul ambiya. 
Para ulama menamainya THORIQOH. Metoda. Sistem membersihkan diri lahir batin dari hijab­hijab yang menghalangi rasa
dekat hamba dengan Kholiqnya.


Thoriqoh pada awalnya hanya satu nama, melalui perkembangan zaman, nama­nama thoriqoh ini menjadi banyak sesuai 
dengan nama kota dan para Ulama yang secara istiqomah terus mewariskan Ilmu Nabi SAW ini kepada hamba­hamba Alloh
yang sudah merenung dan berfikir masak, dan yang menetapkan memang jalan itulah yang mesti dibangunkan. 
Untuk mengetahui hikmah­hikmah lain dalam Kisah Musa dengan Nabi Khidir, ikutlah kisah no.12. yang merupakan penutup
dari kisah ini. 
Alhamdulillahirrobli'alamiin. 
Her Budiarto
Bagian 12 : (Tamat)
Bismillahirrohmanirrohim.
Kisah Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS (12/Seri Tamat). 
Pelajaran­Pelajaran ( IBROH) dari Kisah Perjalanan Nabi Musa mencari Hamba Alloh yang mendapat Rohmat khusus.
Kawan­kawan, kisah ini sebenarnya sudah berakhir dan segala rahasia dibalik peristiwa juga sudah dijelaskan oleh Nabi Khidir
sendiri. Namun timbul pertanyaan, apakah Alloh mewahyukan kepada kita melalui Nabi Muhammad SAW tentang kisah itu
tanpa maksud khusus ataukah ada maksud yang mendasar yang mesti harus kita lakukan.Kalau tanpa mengandung
pelajaran, tanpa mengandung petunjuk maka tak mungkin bagi Alloh melakukan sesuatu yang sia­sia. 
Karena Qur'an sendiri adalah huda, burhan dari huda dan bashiron wanadhiron.
Pelajaran ke­1.
FAUQO KULLI DZII 'ILMIN'ALIIMUN (Q.S.Yusuf : 76)
Diatas yang pandai itu pasti ada yang lebih pandai lagi. 
Nabi Musa AS itu mengaku lebih pandai dan tidak ada bandingannya, padahal Alloh berfirman," diatas yang pandai ada yang
lebih pandai lagi" Ini adalah sebuah contoh pelajaran bagi kita bahwa sepandai apapun dari kita maka kita harus TAWADLU 
kepada orang lain. Akhirnya Nabi Musa AS ditegur oleh Alloh bahwa ada orang yang lebih pandai dari Nabi Musa, yaitu 
HAMBA­KU.
Pelajaran ke­2.
Kita kalau mau jiwa nya hidup, ruhani kita indah yang tumbuh diatasnya segala kebaikan maka mesti mencari MAUL HAYAT,  Air kehidupan, air yang menghidupkan qolb, jiwa kita. Jadi orang yang beriman mesti menyambut ajakan Alloh dan rosul Nya
untuk mengikuti ajakan pada sesuatu yang menghidupkan imannya. Yakni mencari Maul Hayat.
Pelajaran ke­3.
Harus punya tekad yang kuat jika mau mencari MAUL HAYAT, sebagaimana firman Alloh kepada Nabi Musa, "LAA ABROHA
HATTA ABLUGHO MAJMA'AL BAHROINI AMDLIYA HUQUBAN"
Tidak akan berhenti sehingga  akan sampai kepada " Majma'al Bahro'in")
Pelajaran 4.
Untuk bisa menemukan Maul Hayat itu harus berjalan kembali dan harus mengikuti jejaknya sendiri, dengan begitu akan
bertemu Majma'al bahroin tempatnya Maul Hayat.
Pelajaran­5.
Untuk mendapatkan Maul Hayat mestilah bertemu orang yang mendapat rohmat khusus dari Alloh, orang yang demikian
disebut ALIL ABSHOR ( Contohnya Bunya yang digelari Khidir ). Lihat Q.S. An Nuur :44 ,"
Pelajaran­6.

Orang­orang yang sudah menyadari untuk mencari maul hayat, mesti faham etika, tata caranya belajar ilmu khusus untuk
mendapat Maul Hayat. Berbeda dengan etika , tata cara belajar ilmu umum, tata lahir. 
Yakni bersabar untuk tidak bertanya jika menemukan apa yang ditemukan selama belajar yang tidak sesuai hukum umum,  karena sang guru akan menjelaskannya maksudnya pada saatnya. 
Pada akhirnya bahwa tak akan bisa seseorang itu mendapati perubahan menuju kepada kemajuan ketakwaan hati kecuali 
seseorang itu melakukan perubahan, maka Alloh akan memberikan jalan­jalan yang sebelumnya tidak ketahuinya. 
Hidayah adalah hanyalah dari Alloh, "Innal huda ­ hudalloh" . Untuk itulah jika terdapat keraguan di dalam menempuh jalan
maka jalannya adalah memohon ditunjukkan jalan yang benar dan mohon dijadikan orang­orang YAKIN. 
Sesungguhnya sebaik­baik isi hati adalah YAKIN. 
Ingatlah bahwa umur kita telah ditetapkan panjang nya. Kita tidak tahu kapan masing­masing kita akan meninggalkan alam 
dunia tempat kita beramal sholih ini Sungguh amat rugi besar orang­ orang yang menunda­menunda tentang urusan keimanan
dan ketakwaan kepada Alloh. 
Semoga bermanfaat secara lahir batin, dunia akhirat.
Alhamdulillahirobbil'alamin
Wasalamu ala manit taba Al huda. 
Editing dari Teks asli tertanggal Desember 2003M 
Gunungputri, Bogor, 8 Robiul Awal 1326H/ 12 April 2005M 
Her Budiarto
Sumber Bacaan :
1.  Al­Qur'anul Karim, dan tafsirnya. 2.  Kitab Maul Hayat, Syaih Muchammad Muchtar Bin Al Hajj Abdul Mu'thi
3.  Kitab QASHOSHUL AMBIA

Komentar

Postingan Populer